Dalam era Kurikulum Merdeka, mata pelajaran Bahasa Indonesia tak lagi sebatas pelajaran tentang ejaan dan tata bahasa. Kini, Bahasa Indonesia hadir sebagai wahana untuk mengembangkan pemikiran kritis, kesadaran sosial, dan ekspresi kreatif siswa. Pendekatan deepfull, mindful, dan joyful learning menjadikan pembelajaran Bahasa Indonesia lebih bermakna dan menyenangkan, sejalan dengan Gerakan Siswa Indonesia Hebat.
Deepfull Learning: Bahasa sebagai Cermin Pemahaman Mendalam
Pendekatan deepfull mendorong siswa menggali makna teks secara lebih dalam. Mereka tidak hanya membaca, tapi menyerap nilai, konteks, dan pesan moral dari berbagai jenis teks seperti fabel, cerpen, dan artikel.
Metode:
-
Membandingkan nilai moral dari dua cerita rakyat
-
Menganalisis sudut pandang penulis dalam artikel opini
-
Menciptakan puisi reflektif berdasarkan pengalaman pribadi
Mindful Learning: Bahasa untuk Kesadaran dan Empati
Dengan mindful learning, siswa dilatih untuk menyadari makna kata, bahasa tubuh, dan nada bicara, serta memahami perasaan pembaca dan penulis. Ini menumbuhkan empati dan kesantunan dalam komunikasi.
Metode:
-
Latihan membaca puisi secara ekspresif dan reflektif
-
Jurnal harian literasi: “Hari Ini Aku Belajar dari Kata”
-
Debat sopan: menyampaikan pendapat dengan empati
oyful Learning: Bahasa sebagai Media Ekspresi Ceria dan Kreatif
Bahasa Indonesia menjadi media untuk bersenang-senang sambil belajar. Dengan pendekatan joyful, siswa diajak menulis skenario drama, membuat vlog resensi buku, hingga bermain peran sebagai wartawan sekolah.
Metode:
-
Projek: “Kelas Kita Bercerita” (membuat buku cerita kolaboratif)
-
Permainan Bahasa: Tebak Kata Emosi, Cerita Bersambung
-
Talkshow pelajar: tema “Bahasa Membuka Dunia”
Relevansi dengan Gerakan Siswa Indonesia Hebat
Bahasa adalah alat utama pengembangan karakter pelajar Pancasila. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia yang mendalam, sadar makna, dan menyenangkan, siswa tumbuh menjadi komunikator yang reflektif, kreatif, dan berbudaya. Mereka menjadi pelajar Indonesia yang hebat: berpikir kritis, berempati, dan berdaya saing global.